Selasa, 03 Mei 2011

Motivasi pembelajaran


      Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif”. Motif dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan suatu dorongan pada seseorang untuk melakukan sesuatu. Penyebabnya dari dalam dan dari luar individu. Jika peserta didik belajar dengan motivasi yang baik maka hasil belajarnya pun akan baik. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi berguna untuk memberikan arah yang jelas dan membantu prestasi yang baik (Hamalik, 2004).
Mc. Donald  dalam Hamalik (2008) merumuskan, bahwa “motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, artinya bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu: (a) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, (b) motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal), (c) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan (Sardiman, 1986).
Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam (Inner component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah keinginan, dan tujuan yang mengarahkan perbuatan seseorang. Jadi komponen dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai (Hamalik, 2008).
Motivasi dapat dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajr. (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs dan Telfer, 1987 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006). Selanjutnya dikemukakan, terdapat tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan atau pencapaian tujuan. Dorongan berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal perilaku belajar.
Motivasi sangat penting dalam upaya belajar dan pembelajaran. Motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Adapun fungsi motivasi adalah sebagai berikut : (1) mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar, (2) motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, (3) motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. (Hamalik, 2008).

Freud dalam Fauzi (2008) berpendapat bahwa tiap tingkah laku didorong oleh suatu energi dasar yang disebut instink. Instink ini dibagi dalam dua bagian yaitu:
a.       Instink kehidupan atau instink seksual atau libido, yaitu dorongan untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan keturunan.
b.      Instink yang mendorong perbuatan-perbuatan agresif atau yang menjurus kepada kematian.
Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi sebagai perantara pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu perbuatan dimulai dengan adanya ketidakseimbangan dalam diri individu, misalnya rasa lapar atau takut. Keadaan ketidakseimbangan ini tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan. Sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu, misalnya mencari makanan atau mencari perlindungan. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk berbuat sesuatu. Setelah melakukan perbuatan itu maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu dan timbul perasaan puas, gembira, dan aman. Kecenderungan untuk mengusahakan keseimbangan dari ketidakseimbangan terdapat dalam diri tiap organisme dan manusia. Ini disebut prinsip homeostatis.(Fauzi, 2008)
Keadaan keseimbangan itu tidak berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat akan timbul ketidakseimbangan baru yang menyebabkan seluruh proses motivasi diulang kembali. Karena sebenarnya proses motivasi merupakan suatu lingkaran tak terputus yang disebut lingkaran motivasi.
“Motivasi adalah suatu proses yang menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.” (Usman, 2001).
Dalam pengertian motivasi, motif dan situasi motivasi di atas terdapat tiga hal penting dalam hal motivasi, yaitu: (1) Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi; (2) Adanya usaha tertentu sebagai akibat motivasi; (3) Adanya kebutuhan (Siagian, 1995).
Motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi diantaranya motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik (Hamalik, 2008).
a.       Motivasi intrinsik
Merupakan motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar, akan tetapi timbul dari dalam diri siswa itu sendiri untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang siswa menekuni pelajaran biologi karena ia memang senang dan ingin menguasai pelajaran tersebut, dan ingin memperoleh nilai biologi yang baik. Oleh karena itu, ia rajin dan menekuni tanpa ada suruhan dari orang lain. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik ini mempunyai keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan menikmati kehidupan. Sebagaimana dikemukakan oleh Emerson, bahwa the reward of a thing well done is to have done it, ini berarti, bahwa motivasi instrinsik adalah bersifat nyata atau motivasi sesungguhnya disebut sound motivation.
b.      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan kegiatan tertentu, tetapi motif ini terlepas atau tidak berhubungan langsung dengan kegiatan yang ditekuninya. Misalnya seorang siswa mau belajar karena besok akan ada ulangan umum biologi dengan harapan supaya memperoleh nilai yang baik sehingga ia dipuji oleh teman-temannya atau orang tuanya. Jadi, jika dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung ada kaitanya dengan  kegiatan yang dilakukannya itu..
Dalam keadaan ini peserta didik yang bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berupaya membangkitkan motivasi belajar peserta didik sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri. Di pihak lain, guru bertanggung jawab supaya pembelajaran berhasil dengan baik, dan oleh karenanya guru berkewajiban membangkitkan motivasi ekstrinsik pada peserta didik. Dengan demikian diharapkan lambat laun timbul kesadaran sendiri untuk melakukan kegiatan belajar. Guru berupaya mendorong dan merangsang agar tumbuh motivasi sendiri (self motivation) pada diri peserta didik (Hamalik, 2008).
2.      Manfaat Motivasi dalam Belajar
Manfaat motivasi belajar sangat penting artinya bagi para siswa ataupun mahasiswa. Motivasi tersebut dapat membuat seseorang lebih mengarahkan tingkah lakunya ke arah kegiatan yang paling utama dan melakukan kegiatanpkegiatan lain yang kurang bermanfaat.
Adapun manfaat motivasi di dalam belajar di antaranya sebagai berikut:
a.       Memberikan dorongan semangat kepada siswa untuk rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajar.
b.      Mengarahkan kegiatan belajar siswa kepada suatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan masa depan dan cita-cita.
c.       Membantu siswa untuk mencari suatu metode belajar yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
Semakin banyak motif yang ada pada diri seorang siswa atau mahasiswa akan semakin kuatlah motivasi belajarnya. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, (2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya, (3) mengarahkan kegiatan belajar, (4) membesarkan semangat belajar, (5) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan. Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik (Dimyati dan Mudjiono, 2006). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar