Jumat, 06 Mei 2011

Tahapan Perbanyakan Tanaman Secara Kultur Jaringan





                 Pembuatan Media
 
Hampir dapat di pastikan bahwa kesuksesan kegiatan kultur jaringan akan sangat di tentukan dan tergantung oleh pilihan media yang di gunakan. Namun pada awalnya media kultur jaringan komposisinya di dasarkan pada bahan-bahan yang di gunakan untuk hidroponik yang berkembang sebelumnya. Unsur- unsur hara di berikan dalam bentuk garam-garam anorganik, namun pada perkembangan selanjutnya para peneliti mulai menambahkan vitamin, senyawa komplek, dan dengan di temukannya zat pengatur tumbu maka zat ini juga mulai di tambahkan. Agar eksplan dapat tumbuh dengan baik maka media kultur jaringan tanaman tidak hanya menyediakan unsur hara-unsur hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada umumnya berupa gula untuk menggantikan karbon yang biasanya di dapat dari atmospere melalui fotosintetis (Gunawan, L.W., 1987; Santoso, U., 2001)
Berbagai komposisi media kultur telah di formulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan. Contohnya, komposisi Knudson (1946), Heller (1953), Nitsch dan Nitsch (1972), Gamborg dkk. B5 (1976), Linsmaier dan Skoog-LS (1965), Murashige dan Skoog-MS (1962), serta Woody Plant Medium-WPM (Lloyd dan McCown, 1980). Media kultur tersebut, fisiknya dapat berbentuk cair atau padat. Media berbentuk padat menggunakan pemadat media, seperti agar-agar atau gelrite. Komponen media kultur yang lengkap yaitu : air destilata (aquadest) atau bebas ion sebagai pelarut, hara-hara makro dan mikro, gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi, vitamin, asam amino dan bahan organik lain, zat pengatur tumbuh (ZPT), arang aktif, suplemen berupa bahan-bahan alami bila diperlukan, agar-agar atau gelrite sebagai pemadat media (Yusnita, 2004). 
                  Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
  Tanaman induk sumber eksplan harus berasal dari tanaman yang jelas jenis, spesies dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Tanaman induk sumber eksplan kemudian dikondisikan di rumah kaca atau rumah plastik dengan lingkungan yang higienis untuk mendapatkan eksplan yang berkualitas dan lebih bersih. Pemeliharaan tanaman induk sumber eksplan meliputi pemangkasan, pemupukan dan penyemprotan dengan pestisida (fungsisida, bakterisida, dan insektisida) sehingga tunas yang baru tumbuh menjadi lebih sehat dan bersih dari kontaminan (Yusnita, 2004)
Sterilisasi dan Inisiasi Kultur
 


                 Inisiasi kultur bertujuan untuk mengusahakan kultur yang aseptik dan aksenik. Eksplan harus disterilisasi untuk mendapatkan kultur yang bersih dari kontaminasi. Bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah jaringan muda yang sedang tumbuh aktif. Jaringan tanaman yang masih muda mempunyai daya regenerasi lebih tinggi, sel-selnya masih aktif membelah diri, dan relatif lebih bersih (mengandung lebih sedikit kontaminan). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan yaitu biji, tunas pucuk, potongan akar, potongan daun, potongan umbi batang, umbi akar, empulur batang, umbi lapis dengan sebagian batang dan bagian bunga. Eksplan merupakan sumber kontaminasi kultur, disamping komponen media, faktor manusia dan lingkungan. Oleh karena itu sebelum ditanam secara aseptik dalam media steril, eksplan harus dibersihkan dari debu, cendawan dan bakteri atau kontaminan dari bagian permukaan eksplan. inisiasi kultur sering terjadi masalah yaitu terjadinya pencoklatan (browning) atau penghitaman bagian eksplan. Pada waktu jaringan tanaman terkena stres mekanik, seperti pelukaan pada proses isolasi eksplan dari tanaman induk atau proses sterilisasi eksplan, metabolisme senyawa berfenol pada eksplan seringterangsang.
Multiplikasi
 



                 Multiplikasi atau perbanyakan propagul bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini perbanyakan tunas dirangsang, umumnya untuk mendorong percabangan tunas lateral atau merangsang pembentukan tunas adventif. Kondisi ini memerlukan sitokinin seperti BA, BAP, kinetin atau thidiazuron (Yusnita, 2004).

Pemanjangan Tunas, Induksi dan Perkembangan Akar
                 Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi dipindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok. Pemanjangan tunas secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan. Pengakaran tunas in- vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti NAA atau IBA.(Yusnita,2004).
Aklimatisasi
                 Herawan dan Hendrati (1996) dalam Waringin (2004) menyatakan bahwa aklimatisasi merupakan salah satu penyesuaian tanaman hasil kultur jaringan tanaman untuk menghadapi kondisi yang lebih sulit terutama menghadapi perpindahan dan media agar ke media tanah, supaya di hasilkan tanaman yang mempunyai akar yang lebih baik dan kokoh sedangkan Yusnita (2004) berpendapat bahwa Aklimatisasi adalah pengkondisian planlet atau tunas mikro di lingkungan baru yang aseptik di luar botol dengan media tanah atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus tumbuh menjadi bibit yang siap ditanam di lapang. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi. Aklimatisasi merupakan tahap kritis karena kondisi iklim mikro di rumah kaca, rumah plastik, rumah bibit dan lapangan sangat jauh berbeda dengan kondisi iklim mikro di dalam botol. Kondisi di luar botol berkelembaban nisbi jauh lebih rendah, tidak aseptik dan tingkat intensitas cahayanya jauh lebih tinggi daripada kondisi di dalam botol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar