Jumat, 06 Mei 2011

Media MS / Murashige Skoog


Media Murashige & Skoog (MS) merupakan perbaikan komposisi media Skoog, terutama kebutuhan garam anorganik yang mendukung pertumbuhan optimum pada kultur jaringan tembakau. Media MS mengandung 40 mM N dalam bentuk NO3 dan 29 mM N dalam bentuk NH4+. Kandungan N ini, lima kali lebih tinggi dari N total yang terdapat pada media Miller, 15 kali lebih tinggi dari media tembakau Hildebrant, dan 19 kali lebih tinggi dari media White. Kalium juga ditingkatkan sampai 20 mM, sedangkan P, 1.25 mM. Unsur makro lainnya konsentrasinya dinaikkan sedikit. Pertama kali unsur-unsur makro dalam media MS dibuat untuk kultur kalus tembakau, tetapi komposisi MS ini sudah umum digunakan untuk kultur jaringan jenis tanaman lain, (Erwin, 2009).
Media MS paling banyak digunakan untuk berbagai tujuan kultur pada tahun-tahun sesudah penemuan media MS, sehingga dikembangkan media-media lain berdasarkan media MS tersebut, antara lain media Lin & Staba, menggunakan media dengan setengah dari komposisi unsur makro MS, dan memodifikasi : 9 mM ammonium nitrat yang seharusnya 10mM, sedangkan KH2 PO4 yang dikurangi menjadi 0.5 Mm, tidak 0.625 mM.
Adapun kompisisi medium kultur jaringan tanaman adalah sebagai      
berikut:
1) Air
Air merupakan komponen yang penting di dalam pengkulturan eksplan karena 95% dari medium mengandung air. Untuk tujuan penelitian, digunakan air destilasi, dan untuk penelitian dengan materi eksplan dari protoplas, meristem dan sel sebaiknya digunakan aquabides (Welsh 1991). Dimana air destilasi (air suling) tersebut telah steril dari kontaminasi mikroorganisme atau substansi yang dapat merusak proses perkembangan eksplan (Katuuk, 1989).
2) Larutan Garam Anorganik
Tiap tanaman memerlukan setidaknya 6 elemen makronutrien, yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar meliputi N, K, Mg, Ca, S, P dan 7 elemen mikronutrien, yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah kecil meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cl (Wetherell, 1976). Unsur-unsur makro biasanya diberikan dalam bentuk NH4NO3, KNO3, CaCl2.2H2O, MgSO4.7H2O dan KH2PO4, sedangkan unsur mikro biasanya diberikan dalam bentuk MnSO4.4H2O, ZnSO4.4H2O, H3BO3, KI, Na2MoO4.2H2O5, CuSO4.5H2O dan CoCl2.6H2O (Hendaryono dan Wijayani, 1994). 
pereduksi yang berfungsi mereduksi indikator-indikator seperti ion kupri (Cu2+) menjadi bentuk kupro (Cu+) yang bermanfaat pada perkembangan dan perbaikan (Stryer, 1996).
Vitamin adalah bahan yang perlu ditambahkan dalam medium kultur in vitro, sebab sel bagian tanaman yang dikulturkan secara in vitro belum mampu membuat vitamin sendiri untuk kehidupannya (Katuuk, 1989). Vitamin yang sering ditambahkan ke dalam medium adalah tiamin (vitamin B1), asam nikotinat (niasin), piridoksin (vitamin B6).

3) Zat-zat organik
Senyawa kimia organik yang biasa dipakai sebagai sumber energi dalam kultur in vitro adalah karbohidrat. Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur C, H, O sebagai elemen penyusun utama. Bahan-bahan organik yang termasuk karbohidrat meliputi gula, pati dan selulosa. Karbohidrat mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai sumber energi untuk jaringan dan untuk keseimbangan tekanan osmotik dalam medium. Karbohidrat yang sering digunakan adalah sukrosa meskipun kadang-kadang diganti dengan glukosa (Wetherell, 1982). Menurut Yusnita (2003), glukosa dan fruktosa dapat digunakan tetapi harganya lebih mahal hasilnya tidak selalu lebih baik daripada sukrosa. Konsentrasi sukrosa yang digunakan berkisar 1 – 5% (10 - 15 g/l), tetapi untuk kebanyakan pengkulturan konsentrasi optimum sukrosa adalah 2 - 3%. Sedangkan menurut Wetherell (1982), kadar sukrosa untuk keperluan pengkulturan berkisar antara 2 - 4%. Menurut Suryowinoto (1996), kadar sukrosa yang digunakan sebagai sumber energi untuk menginduksi pertumbuhan eksplan dalam medium adalah 2 - 7%. Katuuk (1989), menyatakan bahwa sukrosa bersifat labil terhadap suhu tinggi sehingga apabila disterilkan dalam autoklaf bersama-sama zat lain akan mengakibatkan penguraian sukrosa menjadi kombinasi antara sukrosa, D-glukosa, dan D-fruktosa. Keuntungan dari penguraian ini adalah terbentuknya aldosa (D-glukosa) dan ketosa (D-fruktosa) yang melimpah ruah.

Tahapan Perbanyakan Tanaman Secara Kultur Jaringan





                 Pembuatan Media
 
Hampir dapat di pastikan bahwa kesuksesan kegiatan kultur jaringan akan sangat di tentukan dan tergantung oleh pilihan media yang di gunakan. Namun pada awalnya media kultur jaringan komposisinya di dasarkan pada bahan-bahan yang di gunakan untuk hidroponik yang berkembang sebelumnya. Unsur- unsur hara di berikan dalam bentuk garam-garam anorganik, namun pada perkembangan selanjutnya para peneliti mulai menambahkan vitamin, senyawa komplek, dan dengan di temukannya zat pengatur tumbu maka zat ini juga mulai di tambahkan. Agar eksplan dapat tumbuh dengan baik maka media kultur jaringan tanaman tidak hanya menyediakan unsur hara-unsur hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada umumnya berupa gula untuk menggantikan karbon yang biasanya di dapat dari atmospere melalui fotosintetis (Gunawan, L.W., 1987; Santoso, U., 2001)
Berbagai komposisi media kultur telah di formulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan. Contohnya, komposisi Knudson (1946), Heller (1953), Nitsch dan Nitsch (1972), Gamborg dkk. B5 (1976), Linsmaier dan Skoog-LS (1965), Murashige dan Skoog-MS (1962), serta Woody Plant Medium-WPM (Lloyd dan McCown, 1980). Media kultur tersebut, fisiknya dapat berbentuk cair atau padat. Media berbentuk padat menggunakan pemadat media, seperti agar-agar atau gelrite. Komponen media kultur yang lengkap yaitu : air destilata (aquadest) atau bebas ion sebagai pelarut, hara-hara makro dan mikro, gula (umumnya sukrosa) sebagai sumber energi, vitamin, asam amino dan bahan organik lain, zat pengatur tumbuh (ZPT), arang aktif, suplemen berupa bahan-bahan alami bila diperlukan, agar-agar atau gelrite sebagai pemadat media (Yusnita, 2004). 
                  Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
  Tanaman induk sumber eksplan harus berasal dari tanaman yang jelas jenis, spesies dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Tanaman induk sumber eksplan kemudian dikondisikan di rumah kaca atau rumah plastik dengan lingkungan yang higienis untuk mendapatkan eksplan yang berkualitas dan lebih bersih. Pemeliharaan tanaman induk sumber eksplan meliputi pemangkasan, pemupukan dan penyemprotan dengan pestisida (fungsisida, bakterisida, dan insektisida) sehingga tunas yang baru tumbuh menjadi lebih sehat dan bersih dari kontaminan (Yusnita, 2004)
Sterilisasi dan Inisiasi Kultur
 


                 Inisiasi kultur bertujuan untuk mengusahakan kultur yang aseptik dan aksenik. Eksplan harus disterilisasi untuk mendapatkan kultur yang bersih dari kontaminasi. Bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah jaringan muda yang sedang tumbuh aktif. Jaringan tanaman yang masih muda mempunyai daya regenerasi lebih tinggi, sel-selnya masih aktif membelah diri, dan relatif lebih bersih (mengandung lebih sedikit kontaminan). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan yaitu biji, tunas pucuk, potongan akar, potongan daun, potongan umbi batang, umbi akar, empulur batang, umbi lapis dengan sebagian batang dan bagian bunga. Eksplan merupakan sumber kontaminasi kultur, disamping komponen media, faktor manusia dan lingkungan. Oleh karena itu sebelum ditanam secara aseptik dalam media steril, eksplan harus dibersihkan dari debu, cendawan dan bakteri atau kontaminan dari bagian permukaan eksplan. inisiasi kultur sering terjadi masalah yaitu terjadinya pencoklatan (browning) atau penghitaman bagian eksplan. Pada waktu jaringan tanaman terkena stres mekanik, seperti pelukaan pada proses isolasi eksplan dari tanaman induk atau proses sterilisasi eksplan, metabolisme senyawa berfenol pada eksplan seringterangsang.
Multiplikasi
 



                 Multiplikasi atau perbanyakan propagul bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini perbanyakan tunas dirangsang, umumnya untuk mendorong percabangan tunas lateral atau merangsang pembentukan tunas adventif. Kondisi ini memerlukan sitokinin seperti BA, BAP, kinetin atau thidiazuron (Yusnita, 2004).

Pemanjangan Tunas, Induksi dan Perkembangan Akar
                 Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi dipindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok. Pemanjangan tunas secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan. Pengakaran tunas in- vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti NAA atau IBA.(Yusnita,2004).
Aklimatisasi
                 Herawan dan Hendrati (1996) dalam Waringin (2004) menyatakan bahwa aklimatisasi merupakan salah satu penyesuaian tanaman hasil kultur jaringan tanaman untuk menghadapi kondisi yang lebih sulit terutama menghadapi perpindahan dan media agar ke media tanah, supaya di hasilkan tanaman yang mempunyai akar yang lebih baik dan kokoh sedangkan Yusnita (2004) berpendapat bahwa Aklimatisasi adalah pengkondisian planlet atau tunas mikro di lingkungan baru yang aseptik di luar botol dengan media tanah atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus tumbuh menjadi bibit yang siap ditanam di lapang. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi. Aklimatisasi merupakan tahap kritis karena kondisi iklim mikro di rumah kaca, rumah plastik, rumah bibit dan lapangan sangat jauh berbeda dengan kondisi iklim mikro di dalam botol. Kondisi di luar botol berkelembaban nisbi jauh lebih rendah, tidak aseptik dan tingkat intensitas cahayanya jauh lebih tinggi daripada kondisi di dalam botol.

2,4-Diklorofenoksiasetat) / 2,4 D


                 Menurut Ariwahono, (2010) 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) adalah herbisida sistemik yang umum untuk digunakan dalam mengontrol gulma yang tumbuh dalam tanaman pertanian. Selain itu, 2,4-D dikenal sebagai salah satu jenis auksin sintetik. 2,4-D merupakan jenis auksin sintetis yang sering digunakan dalam kultur jaringan, (Abidin, 1982). Dalam konsentrasi rendah 2,4-D dapat berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh yang mampu merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman. Hal serupa juga diungkapkan oleh Fitrianti, (2006) Asam 2,4-D adalah salah satu auksin yang berperan dalam pertumbuhan kalus dari eksplan dan menghambat regenerasi pucuk tanaman. 2,4 Dmemiliki Rantai yang mempunyai gugus karboksil dipisahkan oleh karbon atau karbon dan oksigen akan memberikan aktivitas yang optimal (Abidin, 1985).
Sebagai salah satu senyawa yang masuk ke dalam grup hormon auksin, maka 2,4-D dapat bekerja maksimum untuk pembelahan dan pembesaran sel serta pembentukan akar stek bila diberikan dalam konsentrasi rendah. Herbisida jenis 2,4 -D ini tergolong ideal, karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya : relatif murah, tidak meninggalkan racun pada hewan, (Manurung, 2010).

Auksin


Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah senyawa organik bukan hara (nutrient), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), manghambat (inhibit), dan dapat merubah fisiologi tumbuhan (Abidin, 1994). Komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan yang ditambahkan dalam media sangat mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi eksplan yang dikulturkan. Komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan yang ditambahkan ke dalam media kultur sangat tergantung dari jenis eksplan yang dikulturkan dan tujuan pengkulturannya. Konsentrasi hormon pertumbuhan optimal yang ditambahkan ke dalam media tergantung pula dari eksplan yang dikulturkan serta kandungan hormon pertumbuhan endogen yang terdapat pada eksplan tersebut. Komposisi yang sesuai ini dapat diperkiraan percobaan-percobaan yang telah dilakukan sebelumnya dibarengi percobaan untuk mengetahui kompisisi hormon pertumbuhan yang sesuai dengan kebutuhan dan arah pertumbuan eksplan yang diinginkan,(Erwin,2009).

                 Menurut Hendaryono, (1994) dan Fitrianti, (2006) dalam kultur in vitro terdapat 2 golongan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin. ZPT ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan dalam zat pengatur tumbuh (ZPT) yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah suatu kultur. Auksin sintetik terdiri dari IAA, IBA, NAA dan herbisida yang bersifat auksin.
Sandra, (2010). Menyatakan bahwa peranan Auksin dalam aktifitas kultur jaringan sangat dikenal sebagai hormon yang mampu berperan menginduksi terjadinya kalus, menghambat kerja sitokinin membentuk klorofil dalam kalus, mendorong proses morfogenesis kalus, membentuk akar atau tunas, mendorong proses embriogenesis, dan auksin juga dapat mempengaruhi kestabilan genetik sel tanaman.
                 Auksin digunakan secara luas dalam kultur jaringan untuk merangsang pertumbuhan kalus, suspensi sel, dan organogenesis. Pemilihan jenis auksin dan konsentrasinya tergantung dari tipe pertumbuhan yang dikehendaki, level auksin endogen, kemampuan auksin mensintesis auksin dan zat pengatur tumbuh lain yang ditambahkan, (Sandra, 2010).
Santoso dan Nursandi, (2001) menambahkan auksin sebagai zat pengatur tumbuh berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu :
  • Auksin mempengaruhi protein membran sehingga sintesis protein dan asam nukleat dapat lebih cepat
  • Auksin dapat mempengaruhi pembentukan akar baru, pembelahan sel dan pembentukantunas, Auksin alamiah yang sering terdapat pada tumbuhan adalah IAA (Asam 3-indol Asetat). IAA disintesis dari triptopan pada bagian tanaman tertentu yaitu primordial daun, daun muda dan biji yang sedang berkembang. Sedangkan auksin sintetik yang sering digunakan dalam kultur jaringan adalah IBA (Asam – Indol Butirat) dan 2,4 D (2,4Diklorofenoksiasetat).

10 Penyebab penyakit diabetes


Dalam hidup ini berlaku hukum "tabungan". Apa yang kita lakukan menjadi tabungan di masa mendatang. Apa yang kita tabung sedikit demi sedikit akan terasa hasilnya bertahun-tahun kemudian. Begitu pun dengan penyakit. Mulai dari segelas minuman favorit hingga suka menonton TV hingga larut. Siapa nyana kalau itu bisa meningkatkan risiko diabetes?

1. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.

Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.

2. Gorengan

Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.

3. Suka ngemil

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

Pengganti: Buah potong segar.

4. Kurang tidur.

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.

Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.

5. Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. "Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda," kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

Solusi: Bersepeda ke kantor.

6. Sering stres
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.

7. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.

Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.

8. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.

Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.

9. Takut kulit jadi hitam
Menurut jurnal Diabetes Care, wanita dengan asupan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2. Selain dari makanan, sumber vitamin D terbaik ada di sinar matahari. Dua puluh menit paparan sinar matahari pagi sudah mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari. Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu keteraturan metabolisme tubuh, termasuk gula darah.

Solusi: Gunakan krim tabir surya sebelum "berjemur" di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.

10. Keranjingan soda
Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses' Health Study II terhadap 51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.

Pengganti: Jus dingin tanpa gula.*

Pemanfaatan Laboratorium dalam belajar IPA


Pengertian Laboratorium
            Menurut Wirjosoemarto dkk (2004), “Pada konteks belajar mengaar sains di sekolah sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang di dalamnya terdapat sejumlah alat alat dan bahan praktikum”. Kemudian Menurut Widyarti (2005) “Laboratorium adalah suatu ruangan tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat alat laboratorium serta infrastruktur laboratorium yang lengkap”. Pengertian laboratorium menurut IPA menurut Wita Sutrisno (2007) adalah :
1.      Tempat yang dilengkapi peralatan untuk melakukan eksperimen IPA atau melakukan pengujian analisis
2.      Bangunan atau ruangan yang dilengkapi dengan peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang IPA
3.      Tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah
4.      Ruang kerja seorang ilmuan dan tempat menjalankan percobaan bidang studi IPA
Peran laboratorium dalam pembelajaran
            Amien dalam Tarmizi (2005), mengemukakan bahwa fungsi laboratorium adalah sebagai tempat untuk menguatkan / memberi kepastian keterangan (informasi), menentukan hubungan sebab akibat, (causalitas), membuktikan benar atau tidaknya faktor faktor atau fenomena tertentu, membuat hukum atau dalil dari suatu fenomena apabila sudah dibuktikan kebenarannya, mempraktekkan sesuatu yang diketahui, mengembangkan ketrampilan, memberikan latihan menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan problem dan melaksanakan penelitian perorangan (Individual research). Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2006), fungsi dari ruangan laboratorium sains adalah sebagai tempat pembelajaran, tempat peragaan dan tempat praktek sains. Kemudian menurut Woolnough (dalam Rustaman, 2003) mengemukaan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum IPA. Pertama, praktikum IPA membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan kemampuan dasar melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran.
Fasilitas dan Penataan Ruang Laboratorium
            Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) Fasilitas Laboratorium adalah sebagai berikut : “Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya, fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan meja belajar, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain.
            Menurut Wicahyono (2003), untuk menentukan apakah suatu ruangan itu cocok atau tidak untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti arah angin, dan arah datangnya cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan Laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik suara atau bau yang ditimbulkan.

Soal Soal Mikrobiologi


A. Pilihlah jawaban yang paling tepat
1.       Diantara makhluk hidup berikut ini, yang manakah yang termasuk sedalam makhluk hidup sel prokariot ?
a.       Jamur
b.      Bakteri
c.       protozoa
2.       DNA sirkular kecil yang terdapat pada sel prokariot disebut
a.       Plasmid
b.      Kromosom
c.       Genom
3.       Di bawah ini yang merupakan tipe dari DNA kecuali
a.       mRNA
b.      rRNA
c.       RRNA
4.       Rekombinasi genetika bakteri merupakan pembentukan bakteri baru yang memiliki struktur genetik yang berbeda dari inangnya, dibawah ini yang merupakan rekombinasi genetika bakteri adalah?
a.       Translasi
b.      Konjugasi
c.       Transkripsi
5.       Pada sel eukariotik, transkripsi tidak dapat dimulai hingga
a.       Kedua untai DNA telah benar benar terpisah dan terpapar pada promoter
b.      Faktor transkripsi yang sesuai telah terikat pada promoter
c.       Intron DNA telah dikeluarkan dari cetakan
6.       Beberapa komponen yang dibutuhkan dalam transkripsi, Kecuali
a.       Template strand
b.      RNA Polymerase
c.       Elongasi
7.       Yang mana dari pernyataan berikut yang salah tentang kodon?
a.       Kodon itu terdiri atas tiga nukleotida
b.      Kodon dapat mengkode untuk asam amino yang sama sebagaimana yang dilakukan kodon lain
c.       Kodon memanjang dari satu ujung molekul tRNA
8.       Komponen mana yang tidak terlibat secara langsung dalam proses yang dikenal sebagai translasi?
a.       mRNA
b.      DNA
c.       Ribosom
9.       Jika larutan enzim dijenuhkan dengan substrat, cara yang paling efektif untuk mendapatkan hasil produk yang lebih cepat adalah
a.       Menambahkan lebih banyak enzim
b.      Menambahkan lebih banyak substrat
c.       Menambahkan suatu inhibitor alosterik


10.   Beberapa bakteri secara metabolis bersifat aktif pada sumber air panas karena
a.       Enzim bakteri tersebut memiliki suhu optimal tinggi
b.      Enzim bakteri tersebut tidak sensitif terhadap suhu
c.       Enzim bakteri tersebut menggunakan molekul selain protein sebagai katalisnya
11.   Enzim akan mempercapat reaksi metabolisme dengan cara
a.       Mengubah keseluruhan perubahan energi bebasreaksi tersebut
b.      Menurunkan energi aktivasi
c.       Membuat molekul substrat menjadi lebih labil 
12.   Suatu zat yang meskipun dalam jumlah amat sedikit, mempunyai kemampuan unik untuk mempercepat berlangsungnya reaksi kimiawi tanpa terjadinya perubahan pada zat tersebut setelah reaksi selesai disebut sebagai
a.       Katalis
b.      Enzim
c.       protein
13.   Dibawah ini yang bukan merupakan suatu enzim adalah
a.       Lipase
b.      Karbohidrase
c.       Maltosa
14.   Yang merupakan ciri ciri dan fungsi enzim antara lain adalah, kecuali
a.       Bersifat hidrofilik
b.      Diperlukan dalam jummlah kecil untuk mengkatalis sejumlah besar substrat
c.       Memperbesar energi aktivasi pada suatu reaksi kimia
15.   Enzim yang digunakan dalam pembentukan ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP adalah
a.       Transferase
b.      Ligase
c.       Lyase
16.   Dibawah ini yang merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah
a.       Kelembapan
b.      PH
c.       Konsentrasi air
17.   Dampak yang terjadi pada aktifitas enzim apabila konsentrasi enzim tinggi adalah
a.       Laju aktifitas enzim semakin tinggi
b.      Laju aktifitas enzim stabil
c.       Laju aktifitas enzim menurun
18.   Dampak yang terjadi pada aktifitas enzim apabila telah melewati suhu optimal adalah
a.       Laju aktifitas enzim semakin tinggi
b.      Laju aktifitas enzim stabil
c.       Laju aktifitas enzim menurun
19.   Dampak yang terjadi pada aktifitas enzim apabila telah melewati konsentrasi substrat optimal adalah
a.       Laju aktifitas enzim semakin tinggi
b.      Laju aktifitas enzim stabil
c.       Laju aktifitas enzim menurun

20.   Beberapa fungsi dari metabolisme dibawah ini kecuali
a.       Menguraikan makromolekul menjadi mikromolekul
b.      Menghasilkan energi dalam beentuk ATP atau panas
c.       Pembentukan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks
21.   Proses katabolik yang membuat sjumlah tertentu ATP dari glukosa tanpa rantai transpor elektron dan yang menghasilkan produk akhir yang khas, seperti ethanol adalah
a.       Fermentasi
b.      Transfomasi
c.       Respirasi
22.   Contoh dalam proses fermentasi adalah
a.       Lactid acid fermentation
b.      Lactad mixed fermentation
c.       Semua betul
23.   Yang bukan merupakan jalur untuk merubah glukosa menjadi penengah metabolisme : piruvat pada mikroorganisme heterotrof adalah
a.       Jalur glikolisis
b.      Jalur pentosa fosfat
c.       Jalur fotosintesis


B. Soal uraian
1.       Sebutkanlah proses yang terjadi dalam proses transkripsi !
2.       Sebutkan dan jelaskanlah komponen komponen dari enzim!